Perindumu dan Hujan
Aku sang perindu hujan merindukan awan gelap kelabu membumbung di angkasa melirik kejendela memastikan nya ada memastikannya tepat akan menurunkan rintik mendamaikan itu aku sang perindu hujan Menikmati petrichor selagi hujan turun yang rasanya semakin membuat candu dengan segelas teh hangat yang kuseduh dibalik jendela sejenak mengingatkanku padamu yang pernah kubuatkan segelas juga kau menyeduhnya pelan-pelan kemudian tersenyum melihatku dan berkata "Tehnya pahit" wajahku mulai bingung karena sempat aku rasakan tehnya manis ketika wajahku berubah kamu pun kebingungan dan kemudian kau berkata lagi "Teh ini manis saking manisnya jadinya pahit karena ketika aku minum aku melihatmu" Akupun tak lagi khawatir dan aku menyimpulkan senyum manis untuknya yang dia membalas dengan senyum yang menenangkan Aku sang perindu hujan yang sekarang benar-benar sedang merindu dengan jarak yang kita buat sendiri, telah tega membuat rindu ini sem