Perindumu dan Hujan
Aku sang perindu hujan
merindukan awan gelap kelabu membumbung di angkasa
melirik kejendela memastikan nya ada
memastikannya tepat akan menurunkan rintik mendamaikan itu
aku sang perindu hujan
Menikmati petrichor selagi hujan turun
yang rasanya semakin membuat candu
dengan segelas teh hangat yang kuseduh dibalik jendela
sejenak mengingatkanku padamu yang pernah kubuatkan segelas juga
kau menyeduhnya pelan-pelan
kemudian tersenyum melihatku dan berkata "Tehnya pahit"
wajahku mulai bingung karena sempat aku rasakan tehnya manis
ketika wajahku berubah kamu pun kebingungan dan kemudian kau berkata lagi
"Teh ini manis saking manisnya jadinya pahit karena ketika aku minum aku melihatmu"
Akupun tak lagi khawatir dan aku menyimpulkan senyum manis untuknya
yang dia membalas dengan senyum yang menenangkan
Aku sang perindu hujan
yang sekarang benar-benar sedang merindu dengan
jarak yang kita buat sendiri, telah tega membuat rindu ini semakin membabi buta
kapan kita bisa bertemu kembali? Aku hanya ingin bertemu kamu
bermain bersama hujan tanpa payung tanpa alas kaki tanpa mantel
dan kita berlarian menikmatinya menengadahkan wajah dan tangan
kepenjuru langit merasakan kehangatan hujan membasahi pipi
Pada saat itu juga kuutarakan maksudku kepada Tuhan yang aku percaya
bahwa doa disaat hujan akan diijabah-Nya
"Allahku, Jadikan dia yang disampingku saat ini menjadi penghapus luka lamaku,
Jadikan ia satu-satunya yang engkau Ridhai bersamaku kelak hingga surgaMu,
Aku benar mencintainya. Meski dia tidak tau , pengharapan dan doaku selalu untuknya"
Kemudian airmataku luruh bersama hujan yang membasahiku
Kamu takkan sadar saat itu juga aku menangis karenamu, karena teramat mencintaimu
Hujan yang membasahi kotaku hari ini mengingatkanku pada dirimu
dan seluruh kenangan yang tak kan pernah hanyut oleh hujan. Aku mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar