Cinta Bukan Nafsu


Pria : "Ketika hatiku mulai tertarik pada wanita, serasa diri ini dipenuhi dosa karena mencintai selain apa yg kusembah."

Wanita : "Bukankah perasaanmu itu adalah karunia dari sang Khalik, Dia yang dirimu sembah?"

Pria : "iya.. tapi diriku belum sanggup menduakan Allah."

Wanita : "mencintaiku bukan berarti menduakan Allah wahai Ikhwan sejati, mencintaiku sebagai kebut
uhanmu di dunia tak berdosa... bukankah Adam diberi cinta Oleh Allah pada Hawa?"

Pria : "iya tapi berkat itu kita semua diungsikan ke dunia, dan musti susah payah untuk menggapai surga."

Wanita : "bukankah dikarenakan oleh nafsu dan bujukan syetan? Bukan Allah yg menyuruh keduanya..."

Pria : (terdiam)

Wanita : "lalu apa yg mesti kuperbuat untuk menghilangkan perasaan dirimu terhadapku itu?"

Pria : (menghela nafas)" Biarkan kumencoba menahan perasaan ini untukmu... apakah kusanggup melawan hawa nafsu untuk mendekatimu."

Wanita : (tersenyum)" subhanallah... semoga Allah membimbingmu untuk selalu menjadi Khalifah.. umatnya yg selalu setia... "

Pria :" Aamiin.... Maafkanku akan perasaanku ini, akupun tak tahu apakah ini cinta atau nafsu..."

Wanita :" insya Allah perasaan dirimu adalah murni karena dari sang khalik... apa yng membuatmu tertarik padaku yang biasa ini?"

Pria : (merasakan perasaan aneh pada dirinya... gemetar menahan sesuatu yg hendak keluar dari jantungnya) "entahlah... pertanyaanmu membuat perasaanku aneh.."

Wanita : (tersenyum seraya menatap langit ) "seperti perasaanku ketika menatap langit yang luas dan berharap bertemu denganNya, pemilik segala keindahan di Bumi?"

Pria : "seperti membasuh diri disepertiga malam, gemetar karena dingin namun hati terasa hangat dengan gemuruh memburu ingin menghadap sang khalik."

Wanita : "lalu apanya yg aneh?"

Pria :" yang aneh hanyalah kebingunganku akan perasaan ini... dirimu seorang akhwat yang bukan tuhan namun perasaanku padamu seolah lebih menggetarkan hatiku."

Wanita : "maaf...sebaiknya dirimu segera menunaikan sholat Ashar..."

Pria : "diizinkankah diriku?"

Wanita : ( tersenyum ) "Silahkan.... dan jangan temui diriku sebelum perasaanmu kembali normal.. bertobatlah, jangan sampai diriku menjadi beban keimananmu... bertobatlah... jikalau memang dirimu belum siap menerima rasa itu maka jangan pandangi dan bernafas dalam dunia yg sama denganku dalam jarak 5Km... namun jikalau dirimu siap dan ada rasa hangat didalam dirimu...sebutlah namaku di sela doamu... dan datanglah kemari melihat apakah benar itu cinta atau nafsu.. yakinlah bahwa akan ada petunjuk dari Allah... datanglah pada pak ustadz selepas jum'at besok...insya Allah dari beliau ,dirimu bisa memaknai perasaanmu sendiri...."

Diam, tak ada yg berbicara... sang Pria berdiri dan dengan salam dia meninggalkan wanita yang dicintainya... berjalan menjauh menuju masjd yang tak jauh dari lokasi perbincangan hangat mereka... meninggalkan sang wanita yang dengan senyum menjawab salam sang Pria dan kembali menatap langit seraya berdoa...

" Tuhan pemilik hati tiap umat, kuserahkan semua kata perkata dalam lisanku sebagai doa pilihan untuk ketetapanmu kepadaku, tuntunlah hati kami kehalan yang engkau ridhoi, agar iman kami selalu terjaga, hanya menyembahMu hingga kami menghadapMu di hari akhir nanti.."

Sang Pria beribadah dengan khusyunya, selama beribadah itu, dikesampingkannya segala perasaan duniawi, seluruh hidupnya diserahkan sepenuhnya pada siapa yang dia Sembah. doa dan dzikir membuatnya larut hingga tak sadar entah berapa lama dirinya dzikir selepas ibadah wajib... peluh membasahi dirinya... selesai berdzikir dirinyapun kembali ke pondokan dan beraktifitas seperti biasanya dengan tetap berserah diri pada Allah. Tak ketinggalan sholat sunah... ingin memperoleh jawaban dari perasaannya sendiri... makin ditertibkannya ibadahnya... mengharap ridho Allah...
namun degup jantungnya makin menjadi ketika seseorang ataupun dirinya menyebut nama wanita yang membuat perasaannya kacau... dan hanya kata "astaghfirullah" yg terucap...

Jumat pagi, sang wanita menemui pak haji, menyerahkan hasil istikharahnya... berupa dua helai kertas yg satu bertuliskan namanya dan yang satu bersih, tak ada tulisan sama sekali.. yang keduanya masing2 dimasukkan kedalam amplop...

" Ustadz...saya tak mungkin mendahului kehendak Allah dengan menyatakan hal ini, namun jikalau benar janji Allah untuk umatnya yg sholeh, maka semoga petunjuk yg kuperoleh dari istikharahku selama 3hari berturut-turut ini menjadi bukti kasih sayang Illahi terhadapku. serahkan kertas ini pada Ikhwan Rohiz... biarkan dia memilih diantara keduanya, dan aku telah meletakkan satu amplop di bawah karpet mimbar pak ustadz sebagai penguat bukti bahwa Allah benar-benar Maha Pengasih."

Ustadz hanya mengangguk dan salut akan ketegaran hati anak didiknya.. putri dari sahabat karibnya pemilik pesantren sebelumnya. Dilakukannya apa yg diharapkan Wanita solehah yang tegar itu... menemui Ikhwan Rohiz selepas sholat jum'at dan menyerahkan dua amplop pada Rohiz.

Tanpa pikir panjang, seolah telah ada dalam bayangannya, dengan ucapan basmallah, Rohiz mengambil salah satu amplop dari uluran tangan Ustadz yang hanya bisa senyam senyum melihat tingkah Ikhwan Muda itu. Rohiz mengerjap memperhatikan amplop itu.
"bukalah"
Rohiz membukanya dengan perlahan. di amplop itu yg ada hanyalah kertas kosong tanpa tulisan sedikitpun, yang membuat dirinya bingung dan bergantian melihat pada Amplop dan Ustadz..ayahnya sendiri.
"kosong, Ayah"
"bukalah amplop yg ada dibawah telapak kakimu itu, anakku"

Rohiz menatap pijakannya, rupanya sedari tadi dia dan ustadz berdiri diatas sajadah tepat didepan mimbar. RohiZ terduduk. dan mengangkat sisi sejadah di atas karpet mimbar dan juga mengankat sisi ujung karpet. disana didapatinya satu amplop. diambilnya dan diserahkannya pada Ustadz.
"Biarlah ayah yang membacakannya untukku, nafasku cukup sesak hanya dengan melihat tulisan tangannya itu."

Ustadz mengambil amplop pemberian Rohiz... membuka dan membaca kalimat yang tertera di kertas dalam amplop bertuliskan "Bismillahirrahmanirrahim" dengan tulisan arab gundul.

" Assalamu'alaikum...Biarlah kertas putih pilihanmu sebagai jawaban atas perasaanmu, bahwa dirimu murni mencintaiku mutlak hanya karena Allah. Bukan karena nafsu.. sebab amplop bertuliskan namaku adalah ibarat nafsu yang menjeratmu untuk memilikiku... semoga Allah meridhoi perasaanmu, padaku...Aamiin, wassalamu'alaikum"

Menyeruak semerbak aroma kesturi, hati Rohiz serasa menghangat, rasa hangat yg dirasakannya disetiap sholat dalam penantiannya... dengan lidah dan pendirian yang mantap ia bertutur pada Ustadz... ayahnya sendiri....

"Izinkan anakmu ini melamar Azzahra, Ayah"

Sang Ayah tersenyum... bahagia sebab anaknya dewasa di jalan Allah. ditepuknya pundak anak semata wayangnya. dan berkata : " Insya Allah, kalian berdua selalu dalam lindungan Allah"

***
Tak ada yang mustahil di dunia ini... Allah Maha tahu isi hati tiap umatnya... sujudlah serendah-rendahnya dengan iman dan ilmu... gapai hari yang indah diujung penantian dan nikmatilah aroma surgawi atas keyakinan terhadap kasih sayang Illahi Robbi... Ikhtiar yang indah dari ilustrasi akan keyakinan bahwa ALLAH MAHA TAHU isi hati tiap umatnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyuka Hujan dan Penyuka Senja

mengenal "SUKU HUI" (suku pemeluk agama Islam di China)

KINGDOM CAKE "XINGO"